Punk Rock adalah salah satu cabang genre dari musik Rock, musik punk
rock ini muncul pada era 1970'an dengan munculnya band seperti
The Clash,
Sex Pistols.
Kelompok punk sering meniru struktur musik sederhana seperti musik
garage rock dari tahun 1960-an. Biasanya mereka terdiri dari satu
drum kit, satu atau dua
electric guitar, satu
electric bass, dan vocals. Drums biasanya hanya memiliki satu
snare drum, satu
tom, satu
floor tom, satu
bass drum,
hi-hats, satu atau dua
crash cymbal dan satu
ride cymbal.
Pada awal tahun 1990, musik punk rock dikenalkan kembali oleh
Nirvana, walau pada akhirnya, mayoritas media menyebut Nirvana dengan istilah
grunge atau
rock alternatif. Kesuksesan album
Nevermind dari Nirvana, diakui sebagai "pembuka jalan" kepada musik punk rock untuk dikenal oleh dunia luas, sampai saat ini.
[1]
Pada tahun 2007, perusahaan sepatu punk rock dari Inggris, Doc Martens, membuat iklan promosi yang menggunakan foto-foto
ikon yang telah berjasa mengenalkan musik punk rock, yaitu
Joey Ramone (
Ramones),
Sid Vicious (
Sex Pistols),
Joe Strummer (
The Clash), dan
Kurt Cobain (
Nirvana).
[2]
Tak ada yang tahu pasti kapan dan di mana munculnya budaya punk
pertama kali. Tapi ada sebuah catatan penting ketika sebuah grup band
dari Inggris yang dalam tiap pertunjukannya selalu dihadiri anak-anak
muda dengan dandanan berbeda dari yang lain. Nama band itu adalah Sex
Pistols dan hit mereka yang terkenal adalah “Anarchy in U.K.” Wabah ini
secara cepat menyebar ke Eropa. Punk muncul sebagai bentuk reaksi
masyarakat yang kondisi perekonomiannya lemah dan pengangguran di
pinggiran kota-kota Inggris, terutama kelompok anak muda, terhadap
kondisi keterpurukan ekonomi sekitar tahun 1976-1977. Kelompok remaja
dan kaum muda ini merasa bahwa sistem monarkilah yang menindas mereka.
Dari sini muncul sikap resistensi terhadap sistem monarki.
Kemarahan-kemarahan ini diwujudkan dalam bentuk musik yang berisi
lirik-lirik perlawanan dan protes sosial politik serta cara berpakaian
yang tidak lazim. Konser-konser musik digelar sebagai media untuk
mengampanyekan ide-ide mereka. Dari Rock n’ roll ke Punk Punk
sebetulnya memiliki dasar sikap yang sama dengan musik rock n’ roll,
aliran musik yang lahir pada tahun 1955. Dulu, rock n’ roll itu menjadi
musik milik generasi muda yang ingin memberontak terhadap kemapanan,
sehingga dijauhi dan tidak disukai para orang tua. Tapi saat rock mulai
kehilangan gereget dan dianggap monoton, mulailah ada kasak-kusuk untuk
menciptakan jenis musik baru yang ekstrem sebagai reaksi melawan
kejenuhan tadi. Dari keresahan itulah aliran punk lahir.
Tidak seperti aliran musik lainnya, punk lebih mengutamakan
pelampiasan energi dan curhat ketimbang aspek teknis bermain musik.
Para pencinta punkberprinsip bahwa tidak perlu jago bermain musik, yang
penting penampilan oke dan yang namanya unek-unek harus bisa
dikeluarkan. Dan memang, buktinya, almarhum Sid Vicious dari Sex
Pistols tidak jago bermain bass. Meski demikian, orang-orang tidak
memandangnya dengan remeh dia. Malah justru Sid banyak digandrungi para
pencinta punk.
Pada tahun 1964, terjadi serbuan besar-besaran grup asal Inggris ke
Amerika. Dan yang menjadi “biang keladinya” adalah The Beatles. Melihat
trend baru itu, remaja Amerika pun sadar bahwa sebuah grup sanggup
mengerjakan semuanya sendiri. Maka di berbagai pelosok Amerika,
anak-anak sekolah pun mulai membentuk band dan latihan di garasi rumah
mereka sendiri. Karena mereka baru belajar, musiknya pun tidak yang
susah-susah. Mereka cenderung belajar dari grup-grup yang alirannya
simple tapi nge-rock, macam Rolling Stones, The Whom atau Yardbirs,
yang musiknya lebih menitikberatkan padariff dan power, bukan struktur
lagu yang njelimet.
Maka ketika mereka pada gilirannya mulai menulis lagu sendiri, musik
mereka sangat bersemangat dan relatif "kencang" sehingga menggugah
semangat para pendengarnya. Sesuai dengan tempat kelahirannya, orang
memberi julukan untuk warna musik ini: Garage Rock. Grup-grup yang
lahir contohnya The Standells, The Seeds, The Music Machine, The
Leaves, dan lain-lain. Dan dari sini lahirlah sound yang selanjutnya
berkembang jadi punk rock. Dari Iggy hingga Ramones Punk selanjutnya
berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap
industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The
Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan
nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati.
Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran
terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa
frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan,
pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat,
pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.
Akibatnya punk dicap sebagai musik rock n’ roll aliran kiri,
sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara
televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka.
Memasuki dekade 70-an, punk mulai menemukan bentuknya seperti yang
kita kenal sekarang. Ciri pemberontakannya makin kentara, dan segala
rupa aksi panggung yang ugal-ugalan pun mulai muncul. Dari generasi
pelopor punk ini ada dua nama yang boleh disebut paling menonjol yaitu
MC 5 dan Iggy and The Stooges.
Iggy adalah salah satu dari segelintir pentolan punk yang kiprahnya
masih berlanjut sampai dasawarsa 90-an. Dan seiring dengan lahirnya
generasi barupunk rock, namanya pun makin diakui sebagai salah satu
tokoh paling berpengaruh dalam musik rock pada umumnya, dan punk pada
khususnya.
Tahun 1975 lahirlah beberapa grup musik baru seperti Blondie yang
ngepop, Talkin Heads yang avant garde, The Voidoids yang berkutat
dengan gitar, dan The Dead Boys yang nyeleneh. Dan ada The Ramones.
Ramones punya citra seperti tokoh kartun. Empat anak jalanan asal
Queens yang tampil gahar dengan jaket kulit dan jeans belel, seperti
geng. Gerombolan ini memancang mitos bahwa mereka satu keluarga. Pada
tanggal 4 Juli 1976,
Ramones mengadakan konser perdananya di Inggris. Entah itu tanggal
keramat atau apa, konser mereka meninggalkan bekas yang dalam diri kaum
muda Inggris yang menyaksikannya. Konser itu disaksikan oleh para
pentolan grup yang belakangan memotori kebangkitan punk di Inggris,
yaitu Sex Pistols, The Damned, dan The Clash. Dari Sex Pistols hingga
Green Day Sex Pistols dan The Clash memasukkan aspek baru dalam
perkembanganpunk, yaitu protes sosial dan politik. Kedua grup ini
menjadi penyambung lidah kaum muda Inggris yang frustrasi. Mulailah
mereka menyuarakan protes terhadap segala ketidakadilan yang mereka
lihat sehari-hari. Cuma saja pendekatan mereka berbeda, sesuai dengan
latar belakang kehidupan masing-masing.
Pada tahun 1980-an, di saat era punk di Inggris datang dan pergi, di
berbagai penjuru dunia mulai muncul berbagai macam band beraliran punk
dan belakangan menjadi legenda setempat. Di Irlandia, misalnya, ada
grup The Understones. Di Australia ada The Saints. Dan di Selandia Baru
ada The Clean.
Di Amerika gelombang terbaru pemusik punk AS bukan berasal dari New
York, melainkan dari California. Generasi ini mendapat pengaruh yang
sama besar dari The Ramones dan Sex Pistols. Tapi agak lain dengan
kedua mentornya itu, mereka sangat serius menghayati prinsip-prinsip
dasar punk. Bagi merekapunk bukan sekadar aliran musik, melainkan juga
identitas, gaya hidup, bahkan juga gaya hidup bahkan prinsip.
Di selatan LA, tepatnya di Hermosa Beach, sebuah kelompok punk metal
baru bernama Black Flag bela-belain menyewa gereja sebagai tempat
latihan mereka. Tempat ini selanjutnya menjadi pusat kegiatan pencinta
punksetempat. Grup-grup yang lahir di sana The Circle Jerk, Social
Distortion, dan Suicidal Tendencies, dan lain-lain. Mereka lebih
berhaluan keras. Penampilannya lebih brutal dan liriknya lebih radikal.
Sementara di San Francisco aliran punk lebih berpolitik. Di sana
muncul nama-nama macam The Avengers, The Dils, dan yang paling dominan
The Dead Kennedys. Grup yang terakhir disebut tadi melancarkan protes
keras terhadap berbagai hal, mulai dari kebijaksanaan pemerintah sampai
fasisme. Musik mereka berada di perbatasan antara punk yang melodius
dan hardcore murni.
New York juga melahirkan grup-grup yang belakangan memperkaya
khazanah musiknya dengan unsur lain, seperti Beasty Boys dan Sonic
Youth. Dan ada juga The Misfits, yang mengungsi dari New Jersey.
Pada akhir tahun 1980-an benih kebangkitan generasi kedua mulai
ditanam di LA. Dulu, awal dasawarsa ini, di San Fernando pernah berdiri
sebuah grup bandbernama Bad Religion. Bad Religion memiliki personelnya
yang rata-rata sangat intelek. Saking inteleknya, lagu mereka sering
memakai kata-kata yang membuat orang Amerika harus membuka kamus. Bad
Religion merupakan band yang memelopori berdirinya generasi baru
grup-grup punk California. Sebut saja macam Dag Nasty, Pennywise, NOFX,
dan belakangan tentu saja Rancid, Offspring, serta Green Day. Punk dan
Gaya Hidup Punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari dunia kesenian.
Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk mirip dengan para
pendahulu gerakan seniavant-garde, yaitu dandanan nyeleneh, mengaburkan
batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens
secara terang-terangan, menggunakan para performer berkualitas rendah,
dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan
gaya hidup. Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu
hal, bahwa hebohnya penampilan harus disertai dengan hebohnya pemikiran.
Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh
karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam
untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang
merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di
jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal. Punk lebih terkenal
dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka
perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau
dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang,
sepatuboots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju
yang lusuh, antikemapanan, antisosial, kaum perusuh dan kriminal dari
kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa
orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai
punker, punk juga sebuah keyakinan anak-anak muda yang mempunyai
landasan pemikiran DIY (Do it Yourself). Penilaian punk dalam melihat
suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita
tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial
dan bahkan masalah agama. Punk dan Anarkisme Kegagalan Reaganomic dan
kekalahan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam di tahun 1980-an turut
memanaskan suhu dunia punk pada saat itu. Band-bandpunk gelombang kedua
(1980-1984), seperti Crass, Conflict, dan Discharge dari Inggris, The
Ex dan BGK dari Belanda, MDC dan Dead Kennedys dari Amerika telah
mengubah kaum punk menjadi pemendam jiwa pemberontak (rebellious
thinkers) daripada sekadar pemuja rock n’ roll. Ideologi anarkisme yang
pernah diusung oleh band-band punk gelombang pertama (1972-1978),
antara lain Sex Pistols dan The Clash, dipandang sebagai satu-satunya
pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap otoritas
negara, masyarakat, maupun industri musik.
Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik
semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan
pengekang, baik dari masyarakat maupun perusahaan rekaman, karena
mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan perusahaan rekaman
sesuai keinginan mereka.
Keterlibatan kaum punk dalam ideologi anarkisme ini akhirnya
memberikan warna baru dalam ideologi anarkisme itu sendiri, karena punk
memiliki ke-khasan tersendiri dalam gerakannya. Gerakan punk yang
mengusung anarkisme sebagai ideologi lazim disebut dengan gerakan
Anarko-punk. Dari tahun ke tahun, musik punk terus mengalami perubahan
bentuk. Yang tidak berubah adalah semangat pemberontakannya.